1. Sumber Daya Ekonomi
1a.pengertian sumber
daya ekonomi Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi
ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu
sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural
resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat
memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar
pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara
struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan
energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan
dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak
dapat diperbarui. b. sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable
or exhaustible resources). Jenis sumberdaya ini pada dasarnya meliputi
sumberdaya alam yang mensuplai energi seperti minyak, gas alam, uranium,
batubara serta mineral yang non energi seperti misalnya : tembaga, nikel,aluminium,dll.Sumberdaya
alam jenis ini adalah sumberdaya alam dalam jumlah yang tetap berupa deposit
mineral (mineral deposits) diberbagai tempat dimuka bumi.
2. Sumber Daya Sementara
l Waktu menjadi
variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen.
l Karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. l Sumber daya kognitifProduk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time goods).
l Karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. l Sumber daya kognitifProduk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time goods).
a. Barang yang
Menggunakan Waktu Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya.
Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan
pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
b. Barang Penghemat
Waktu Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu
leluasa mereka.
3. Sumber Daya Kognitif
Pengertian sumber daya kognitif
adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan
operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini
membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana
seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat
seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.
Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme,
Periode sensorimotor
Menurut Piaget,bayi lahir dengan sejumlah refleks
bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya
dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor
adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini
menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam
sub-tahapan:
- Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
- Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
- Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreatifitas
Tahapan praoperasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat
tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa
setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi
psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah
prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan
ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam
tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan
gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan
untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan
objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau
bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya
berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti
tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam
tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan bahasanya. Mereka mulai
merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka
masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini,
mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di
dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan
memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring
pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak
memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda
yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
Tahapan operasional konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan.
Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa
penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini
adalah:
Pengurutan—kemampuan
untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya,
bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang
paling besar ke yang paling kecil.
Klasifikasi—kemampuan
untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya,
ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian
benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak
tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme(anggapan bahwa semua
benda hidup dan berperasaan)
Decentering—anak mulai
mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa
memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar
tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
Reversibility—anak mulai
memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke
keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama
dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
Konservasi—memahami
bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan
dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai
contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka
akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di
gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan
untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut
berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang
memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan,
kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti
kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti
akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa
boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
Informasi umum mengenai
tahapan-tahapan
Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
- Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
- Universal (tidak terkait budaya)
- Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan
- Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis
- Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
- Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif
Proses perkembangan
Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi
dengan lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh skema.
Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan
memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun
fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. Sehingga dalam
pandangan Piaget, skema mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses
perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi
lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi,
menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai contoh, seorang
anak mungkin memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung.
Bila pengalaman awal anak berkaitan dengann burung kenari, anak kemungkinan
beranggapan bahwa semua burung adalah kecil, berwarna kuning, dan mencicit.
Suatu saat, mungkin anak melihat seekor burung unta. Anak akan perlu
memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya tentang burung untuk memasukkan
jenis burung yang baru ini.
Asimilasi adalah
proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini
bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman
atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada
sebelumnya. Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan memberinya label
"burung" adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung
si anak.
Akomodasi adalah
bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema
akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada.
Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali.
Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung
sebelum memberinya label "burung" adalah contoh mengakomodasi
binatang itu pada skema burung si anak.
Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem
kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu
tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang
individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa
keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan.
Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai
dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.
Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan
karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara
aktif mengkonstruksi pengetahuannya.
4. PENGETAHUAN
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang
dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya
yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Dalam hal ini pengetahuan konsumen amat diperlukan. Karena, hal ini dapat
mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. Apa yang dibeli,
berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung
kepada pengetahuan. Pengetahuan Konsumen terbagi kedalam tiga macam, yaitu
Pengetahuan Produk, Pengetahuan Pembelian, Pengetahuan Pemakaian.
a) Pengetahuan Produk
adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini
meliputi kategori produk, merek terminologi produk atribut atau fitur, harga
produk dan kepercayaan mengenai produk. Jenis Pengetahuan Produk :
• Pengetahuan
tentang karakteristik/atribut produk
Seorang Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan
kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Setiap
konsumen mungkin memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyebutkan
karakteristik atau atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan
perbedaan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan mengenai atribut tersebut
akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak
akan memudahkan konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya.
• Pengetahuan
Manfaat Produk
Seorang Konsumen mengkonsumsi gula rendah kalori
karena mengetahui manfaat produk tersebut bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yang
dirasakan konsumen. Setelah mengkonsumsi gula rendah kalori yaitu dapat
menghindari penyakit diabetes. Inilah yang disebut sebagai pengetahuan tentang
manfaat produk.
b)
Pengetahuan Pembelian
Pengetahuan Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang
toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di
dalam toko tersebut. Pengetahuan Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi
toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana
letak produk di dalam toko tersebut. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk
berbelanja atau melakukan pembelian. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk
berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk.
Menurut Petter dan Olson (1999), perilaku membeli meliputi store contact,
product contact, dan Transaction.
- Store contact meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet.
- Product contact, konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tsb dan membawanya ke kasir
- Transaction, konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya.
c) Pengetahuan Pemakaian
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen
jika produk tersebut telah digunakan/ dikonsumsi. Agar produk tsb bisa
memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yg tinggi, maka konsumen harus
bisa menggunakan/ mengkonsumsi produk tersebut dengan benar. Produsen
berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui
cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting
bagi konsumen.
5. Mengukur Pengetahuan
Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang
disimpan di dalam ingatan. Pemasar khususnya tertarik untuk mengerti
pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai produk
akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka.
Di dalam Psikologi kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
Di dalam Psikologi kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
http://abduljabal18.blogspot.com/2009/12/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan.html